Cita-Citaku
Namaku Cindy Yuvia umurku 15 tahun
aku sekolah di salah satu SMK di Jakarta. Ini ceritaku dulu saat aku masih kecil.
Dulu jika ditanya apa cita-citamu pasti aku menjawab ingin menjadi seorang
pilot,dokter dll. Ya seperti jawaban anak kecil yang lain. Suatu saat aku
ditanya.
Ibu :
Nak apa cita-citamu ?
Aku :
Ingin jadi pramugari.
Ibu :
Knp kok ingin jadi pramugari ?. Tanya ibu lagi
Aku :
Pokoknya ingin jadi pramugari. Jawabku.
Jika
ingat saat itu rasanya aku ingin tertawa. Saat itu cita-cita hanya sebuah kata
untuk ku tidak lebih. Saat aku pertama kali sekolah ibu guru pun menanyakan apa
cita-citaku.
Ibu Guru : Cindy apa cita-cita kamu
?
Aku : Ingin menjadi guru bu. Jawabku.
Ibu Guru : Apa alasanmu ingin
menjadi guru ?
Aku : Tidak tau bu.
Teman
teman ku pun tertawa. Aku masih bingung apa itu cita-cita. Kemudian saat
dirumah.
Ibu :
Cindy tadi kamu di sekolah ngapain aja ?
Aku :
Tadi ditanya sama bu guru tentang cita-cita.
Ibu :
Terus kamu jawab apa ?
Aku :
Terus aku jawab ingin jadi guru.
Ibu :
Kok jadi guru katanya mau jadi pramugari ?
Aku :
Ya nggak papa kan bu.
Ibu :
Iya nggak papa.
Aku pun terus bertanya apa sebenarnya
cita-cita itu. Aku pun berpikir dan berpikir tetapi aku bingung apa itu
cita-cita. Suatu saat aku bertanya pada temanku apa itu cita-cita.
Aku :
Lin cita-cita itu apa sih ?. Tanyaku.
Linda : Aku juga nggak tau cin tapi kayanya itu penting.
Kami
berduapun berpikir apa itu cita-cita. Kamipun bertanya pada teman kami.
Linda & Cindy : Via kamu tau
nggak apa itu cita-cita ?
Via : Aku nggak tau. Aku juga bingung apa itu
cita-cita
Linda & Cindy : Yah sama aja
dong.
Kami pun masih terus berpikir apa itu
cita-cita, seberapa pentingnya itu, dan apa seberapa hebatnya cita-cita itu.
Kami pun berpikir-berpikir dan terus berpikir, hingga suatu hari kami bertanya
pada guru kami.
Cindy : Bu cita-cita itu apasih ?
Linda : Bu apa cita-cita itu penting ?
Via : Bu apa cita-cita itu hebat ?
Ibu Guru : Cita-cita adalah apa yang akan kita
inginkan untuk masa depan, cita-cita sangat penting karena dengan mempunyai
cita-cita kita akan termotivasi untuk mencapainya. Kalian mengerti
anak-anak.
Anak-anak : Mengerti bu.
Mulai
saat itu kami pun mengerti apa itu cita-cita dan kami pun memilih jalan
masing-masing. Linda memilih untuk menjadi perawat, Via ingin menjadi penulis,
sedangkan aku memilih menjadi seorang idola bagi masyarakat. Kamipun berusaha
dengan keras untuk mencapai cita-cita kami. Meski tidak mudah kami tetap
berusaha demi cita-cita kami. Hingga suatu saat Via memilih pindah ke Surabaya
untuk meneruskan bisnis keluarganya.
Cindy : Via kamu yakin mau pergi ke Surabaya ?
Via :
Iya cin aku harus meneruskan bisnis keluargaku.
Linda : Hati-hati ya vi semoga bisnis keluargamu semakin sukses
Via :
Terimaksih, linda cindy kalian memang sahabat terbaiku.
Kamipun berpisah dan berjanji suatu
saat akan bertemu lagi. Setahun kemudian takdir mempertemukan kami kembali. Via
sudah menjadi penulis terkenal dan Linda sudah menjadi perawat. Tinggal aku
sendiri yang belum tercapai cita-citanya.
Via :
Bagaimana kabarmu cin ?
Cindy : Baik vi kamu sendiri ?
Via :
Baik juga. Linda kok lama ya.
Cindy : Iya, mungkin dia masih ada pekerjaan.
Tak
lama Linda pun datang.
Linda : Halo cindy, halo via lama ya nunggunya.
Cindy : Eh halo lin, nggak lama kok.
Via :
Kamu dari mana saja ?
Linda : Oh, tadi ada pasien yang harus dioperasi.
Cindy : Oh
Linda : Oh iya gimana kabar kalian, terus gimana cita-cita kalian dulu.
Via :
Baik, sekarang aku sudah menulis beberapa buku.
Cindy : Baik juga, yah masih belum sepenuhnya tercapai.
Linda : Yah semoga cita-cita cepat terkabul ya cin
Cindy : Iya semoga saja.
Kamipun
bercerita tentang perjalan kami selama ini dalam mencapai cita-cita. Kamipun
mengingat saat dulu kami belum mengetahui apa itu cita-cita. Kamipun bercanda
hingga tak terasa malam tiba. Kamipun memutuskan untuk pulang.
Cindy : Kalian akan menginap di hotel ya ?
Linda : Iya, kami berencana akan menginap di hotel
Cindy : Lebih baik kalian menginap saja di rumahku.
Via :
Apakah boleh ?
Cindy : Tentu saja kalian kan temanku.
Linda
dan Via pun menginap di rumahku. Kamipun tak melewatkan kesempatan ini.
Keesokan paginya Linda dan Via pun kembali ke Surabaya. Aku pun iri pada mereka
yang cita-citanya sudah tercapai.
Hingga
suatu hari aku menemukan formulir audisi sebuah idol grup.
Cindy : Mungkin ini kesempatanku untuk mencapai
cita-citaku.
Aku
pun mengikuti audisi. Namun dia tidak lolos untuk menjadi anggota grup
tersebut. Tetapi dia tidak menyerah.
Cindy : Mungkin memang belum waktunya. Tahun depan aku akan mencoba lagi.
Setiap hari aku berlatih agar bisa
lolos dalam audisi tahun depan. Aku pun belajar menyanyi hingga suaraku sempat
habis. Akupun berusaha dan berusaha. Hari berganti minggu, minggu berganti
bulan, bulan pun berganti tahun. Hingga saat audisi itu tiba aku pun sudah
siap, aku juga sudah siap jika aku gagal lagi. Setelah melalui beberapa seleksi
akhirnya aku dinyatakan lolos. Akupun sangat bahagia akhirnya cita-citaku
menjadi idola dapat tercapai.
Cindy : Akhirnya latihanku selama ini tidaklah
sia-sia. Teman-teman akhirnya cita-citaku terkabul.
Dengan
tangisan kebahagiaan akupun menghubungi teman-temanku
Cindy : Teman-teman akhirnya cita-cita ku terkabul.
Linda : Selamat ya cin akhirnya cita-citamu
terkabul, aku senang mendengarnya
Via : Selamat ya cin.
Cindy : Terimakasih teman-teman kalian sudah
menyemangatiku selama ini.
Linda : Iya cin sama-sama.
Via : Iya cin.
Idol
grupku pun menggelar konser pertamanya. Dan tak lupa ku undang sahabat-sahabat
terbaikku.
Cindy : Teman-teman jangan lupa
datang ke konser pertamaku ya.
Linda : Iya cin aku pasti datang.
Via :
Tentu saja cin aku pasti datang.
Linda
dan Via pun datang pada konser pertamaku. Aku merasa bahagia karena cita-citaku
tercapai dan teman-teman ku ada di saat bahaigaku ini.
Linda : Cin konser mu tadi sungguh luar biasa.
Via :
Iya cin tadi keren banget.
Cindy : Terima kasih teman-teman ku.
Itulah
cerita sederhana tentang cita-cita ku. Kalian juga harus memiliki cita-cita
yang tinggi dan mengejar cita-cita kalian sampai dewasa nanti.
Inspirasi dari salah satu member JKT48 yaitu Cindy Yuvia
By : Eka Bagaskara
Kelas : X IPS 2
Sekolah : SMAN 10 Surabaya